MENGEJAR MATERI UNTUK AKHIRAT

| No comment yet
Assalamu'alaikum
Salam Bahagia teman2..

lama gak posting di blog ini, kami mohon maaf karena luar biasanya kesibukan kami selaku para pengurus ini... sepertinya kesibukan itu menjadi kambing hitam :). Namun kami tidak bermaksud begitu, apa pun alasan kami, sebetulnya memang tidak pantas kami beralasan :).

namun, dibalik itu semua saya pribadi selaku penulis, memetik hikmah banyak sekali dibalik kesibukan-kesibukan ini. sadar atau pun tidak, semua kesibukan kita sekarang, kebanyakan memang untuk memenuhi kebutuhan kantong dompet yang lari nya akan ke kantong perut. hehehe.....

Semua mulai terabaikan satu persatu akibat kesibukan kita serta semakin banyaknya kebutuhan-kebutuhan yang harus kita penuhi. sandang, pangan, papan, dipan, triplek, batu, ( upssss,,, keterusan :D ). memang ini semua sudah menjadi hukum alam / sunnatullah manusia hidup di dunia.

Allah sendiri menyuruh kita untuk bekerja mencari sebagian rezeki Nya yang diberikan kepada hamba-hamba Nya. Rasulullah Muhammad SAW beserta para sahabat pun mencontohkan perilaku giat bekerja dan mencari nafkah. Bahkan khalifah Umar bin Khattab sangat tidak suka terhadap pemuda yang masih sehat dan mampu bekerja, menjadi pengangguran. mungkin kalau beliau masih hidup, karena beliau seorang pengusaha sukses jg, sangat mungkin pemuda-pemuda itu dibukain lapangan pekerjaan :)

Tapi yang harusnya jadi perhatian kita semua, saya dan  anda adalah bagaimana mengatur waktu sedemikian rupa agar waktu untuk memburu harta sampe ujung kulon itu bisa membawa kepada keberkahan. bukan sekeder keberlimpahan :)

Harta/materi merupakan sarana/alat untuk manusia saling melengkapi kebutuhannya. Allah sangat tahu hal itu. Karena itu lah DIA menundukkan segalanya untuk manusia, baik di darat atau pun yang di laut, bahkan di angkasa sekali pun, DIA memberikan lahan untuk diolah agar manusia mampu menyambung kehidupan.

Lalu pertanyaannya adalah, "bagaiman caranya agar materi yang kita kejar menjadi sebuah investasi untuk kehidupan akhirat ? "

Hal yang harus pertama kali di lakukan adalah membetulkan niat Anda serta action/tindakan. Bila kita bekerja kita niatkan hari itu sebagai sebuah perjuangan kita dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga dan rumah tangga, serta salah satu bentuk ibadah di luar ibadah-ibadah seperti : solat, puasa, zakat, pergi haji dll.

Karena segala sesuatu yang kita niatkan untuk mencari ridho Allah tentunya dengan niat, cara dan tindakan yang benar sesuai syariat, Insya Allah akan dinilai sebagai ibadah.. ( indahnya Islam :) ).

Dengan hanya berharap pada ridho Allah sekali pun tidak ada yang melihat pekerjaan kita, kita akan pasti melakukannya dengan semaksimal dan sebaik mungkin. bukan untuk mendapat pujian, bukan untuk mendapat sanjungan, bukan untuk kenaikan pangkat, bukan untuk "menjilat" bos, bukan untuk "cari muka" di depan rekan-rekan kerja dll.

Bila ternyata cara kerja kita hanya giat bila ada bos datang, atau hanya bila ada kunjungan dari para komisaris dll berarti sebuah tanda tanya besar terutama bagi kita yang muslim tentang motivasi sesungguhnya dalam bekerja dan bibit-bibit dari sikap "takut" terhadap manusia, riya, ujub sudah mulai ada tanda-tanda nya dalam diri kita.

Mari lah sama-sama kita benahi tujuan dan motivasi kita dalam beraktivitas sehari-hari baik dari hal-hal yang kecil mau pun yang besar. Bayangkan, bila kita melakukan hal-hal tersebut hanya mengharap ridhonya Allah, dan dengan ridho itu, kita berharap besar bahwa Allah akan memberikan kemudahan, keberlimpahan dan keberkahan dari rezeki yang kita jemput atau pun aktivitas postif lain yang kita lakukan. Alangkah indahnya hal itu sahabat :)

Setelah Allah memberikan nikmat itu, apa pun bentuk nikmatnya dan seberapa pun kuantitas nya, salurkan kembali rezeki itu, sedekahkan :).

Karena Allah berjanji yang merupakan mutlak sebuah kepastian bahwa DIA akan menambah nikmat orang-orang yang bersyukur kepadanya lebih banyak lagi. Semakin banyak harta yang kita dapatkan, harus semakin banyak pula kita beramal/beresedakah secara "brutal". hehehe
Baik untuk keluarga sendiri, atau pun kepada yang lainnya.

Secara tidak langsung, Anda menjadi representasti dari sifat "Rahman dan Rahim" nya Allah SWT karena Anda berusaha maksimal juga untuk memberikan kebagahagian kepada orang banyak melalui hasil keringat Anda yang halal :)

Sekali lagi, mari sama-sama kita benahi segal niatan, cara, tindakan dari aktivitas kita sehari-hari yang ditujukan hanya untuk Allah SWT dan semoga Allah menerunkan keridhoan serta keberlimpahan dan keberkahan yang diingiringi oleh ketenraman dalam hati, sehingga segala harta yang kita dapat mampu menjadi sebuah investasi untuk kehidupan akhirat yang abadi.

Karena semua yang kita lakukan, bukanlah untuk manusia semata :)

Wallahu'alam.

Wassalamu'alaikum

Posting Komentar