Kontroversi Film "The Arrivals, The Divine Book dan Phase 3"

| 5 comments





Assalamu'alaikum
Salam Damai

Apa kabar teman-teman, semoga tetap sehat selalu.

To The Point aja,

Mungkin 3 film ini (The Arrivals, The Divine Book, Phase 3) di dunia online sudah tidak asing lagi. Terutama bagi Anda yang mengamati dunia "secret societies/illuminati/freemason". Film ini mengupas tentang siapa mereka dan konspirasi di baliknya. Pro dan kontra dari berbagai kalangan bermunculan. bahkan tidak jarang yang saling menghina satu sama lain, Astaghfirllah....

Hal yang paling sering dikomentari oleh beberapa kalangan adalah salah satu pembuat film itu diperkirakan dari kalangan syi'ah. Saya pribadi mengakui bahwa umumnya kalangan syi'ah memang memiliki beberapa pemikiran politik yang cukup menyimpang, walaupun mungkin saja ada segelintir yang pemahamannya mendekati kemurnian dari Al Quran dan Al Hadist.

Serta adanya kontroversi yang mengatakan bahwa justru film ini adalah sebuah propaganda freemason dan justru malah "meneriakkan" sistem pluralisme yang berlawanan dengan pemikiran teman-teman dari Indonesian Wake up Project sendiri. Apakah semua ini benar ?

Saya sangat menyarankan agar Anda yang belum menonton film ini ketika menonton nanti, memposisikan diri dengan istilah "gelas kosong". Supaya pesan dan info dalam film-film tersebut bisa masuk secara objektif serta menyeluruh. Setelah itu, lakukan lah kajian kritis dari pesan film-film itu dengan realita dunia sekarang ini. Apakah betul apa yang dipaparkan oleh ke 3 film itu mendekati realita atau hanya sebuah pembualan belaka.

Persamaan dan persaudaraan yang diusung oleh para pembuat film-film tersebut, ketika Anda mampu melihatnya berkali-kali dan mengkajinya dengan hati adalah konsep persaudaraan dan persamaan dalam HUMANITY. Bukan persamaan dalam bentuk KETUHANAN atau AKIDAH.

Kami Indonesian Wake up Project dengan jelas dan tegas menolak bentuk apa pun pemahaman yang menyamaratakan semua agama atau PLURALISME.

Ada beberapa bagian/part videonya yang Anda tidak bisa memahaminya secara parsial. Karena antara satu part ke part lain, antara satu judul film ke judul lainnya sebetulnya mengandung sebuah pemahaman yang berkesinambungan. Ketika Anda memahaminya secara parsial maka opini "pluralisme" di beberapa bagian, akan tercipta di benak Anda.

Di sinilah kami berusaha meluruskan pemahaman itu, bahwa apa yang disampaikan oleh ke tiga film itu, bukan lah sebuah pemahaman tentang pluralisme.

ketika Anda mampu memahami isi pesan film tersebut lalu Anda lakukan kajian tentang keadaan dunia dewasa ini, Anda tidak apatis dengan lingkungan Anda, Anda ingin membuat perubahan positif pada diri Anda, lingkungan Anda, dan bagi Anda yang mengakui akan keberadaan Tuhan, maka Anda akan mampu melihat sebuah "makar" kezaliman besar yang sedang dilaksanakan perlahan-lahan namun pasti oleh para elite "secret societies" yang jelas-jelas berkiblat ke makhluk yang bernama "Syaithan/Satanis" yang dipaparkan secara "blak-blakan" di film-film tsb.

Lalu apakah Anda akan berkata "Ah masa bodo, Ah bullshit, Ah semua itu fiktif, Ah pemikiran sesat, dan segudang alasan lain yang secara tidak langsung Anda mendukung pergerakan dan langkah "Syaithan/Satanis" tersebut. Na'uzdubillah..

Sabda Nabi Muhammad SAW yang sangat jelas adalah ketika kita melihat sebuah kemungkaran ubahlah dengan tangan mu, jika tidak sanggup dengan tangan mu, ubahlah dengan lisan mu, ketika tidak sanggup juga maka ubahlah dengan hatimu, maka itu lah serendah-rendahnya iman.

Bukan berarti di rubah dengan tangan, kita melakukan aksi "main hakim sendiri", bukan. Justru ini lah yang salah. Artinya, kita diwajibkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan untuk mencegah pengaruh-pengaruh jahat itu terjadi di sekitar kita, terutama sekali untuk diri kita, keluarga serta orang-orang terdekat yang kita cintai. Baik itu mengingatkan, menasehati, menegur secara halus bahkan berdialog untuk memaparkan sebuah kebenaran yang memang nyata-nyata sejalan dan seiring dengan fitrah manusia yang cinta kedamaian dan membenci kerusakan.

Ketika itu pun tidak bisa kita lakukan, maka minimal di dalam hati kita berkeyakinan bahwa "kemungkaran" tsb adalah bentuk kesalahan yang nyata, dan inilah hal yang paling minimal yang harus kita lakukan, "menganggap salah dalam hati , orang di sekitar Anda yang berbuat negatif /kemungkaran ".

Pesan-pesan yang disampaikan dalam film-film tersebut bukan berarti Anda harus  "menolak modernitas" dan menjadikan Anda skeptis terhadap segala sesuatu. Kita perlu untuk menjadi modern. kita perlu memiliki fasilitas yang canggih yang memudahkan pekerjaan kita.Kita perlu beradaptasi dengan keadaan zaman. Tapi bukan dengan cara menjual "agama" kita untuk mendapatkan harta, tahta dan wanita.

Anda harus lebih "aware" terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal/point-point yang dipaparkan  di film tsb, dan dengan point-point itu Anda mampu memagari diri Anda, keluarga Anda serta lingkungan Anda, dan yang paling penting akidah Anda terutama Anda sebagai seorang Muslim/Muslimat.

Para pembuat film-film tersebut pun tidak memaksakan kehendak mereka supaya Anda menerima bulat-bulat isi pesan yang disampaikan. Bahkan Anda diminta melakukan investigasi/riset/pengamatan sendiri berkaitan dengan  bukti-bukti yang dipaparkan 3 film tersebut.

Bukan juga berarti kita yang menonton film tersebut dan menyetujui akan pesan-pesan yang disampaikan itu malahan kita masuk ke (komentar beberpa orang) syi'ah, tidak sama sekali.

We (muslim) have to love and respect Rasulullah Muhammad SAW,  love and respect Khulafaurrasyidin  ( Abu Bakar, Umar, Utsman and Ali Radhiallahuanhum) , love and respect Ahlul bait, love and respect Tabi'in , love and respect Tabi' tabi'in, love and respect Ulama Khalaf, Salaf and Contemporer, love and respect Muslimin and Muslimat, Mukminin and Mukiminat , love and respect all of human being in this world.

And We have to love peace and tolerate at each other and WAKE UP from the deep sleep and begin to build the positif and social awareness about our world.


Wassalamu'alaikum
Salam Damai